Mengapa Saya Memilih Yoga Sebagai Pelarian Dari Rutinitas Sehari-Hari

Awal Mula Ketertarikan Saya Terhadap Yoga

Saya masih ingat jelas, hari itu adalah Senin pagi yang kelabu di Jakarta. Setelah menghabiskan akhir pekan dengan aktivitas rugby yang intens, saya merasa tubuh saya terlalu lelah. Rugby adalah olahraga yang selalu memberikan adrenalin dan tantangan mental bagi saya, tetapi di sisi lain, ritme latihan yang ketat mulai menguras energi fisik dan mental. Saat itu, pikiran saya berputar: “Apakah ini semua yang ada dalam hidupku?” Rasanya dunia seakan berputar hanya pada rugby dan pekerjaan harian yang monoton.

Mencari Pelarian

Ketika rutinitas terasa membosankan dan melelahkan, saya mulai mencari alternatif untuk merelaksasi pikiran. Di tengah kebingungan itu, seorang teman merekomendasikan yoga. Dia bercerita tentang bagaimana praktik ini membantunya mengatasi stres setelah sesi latihan rugby yang berat. Awalnya, saya ragu—sebagai seseorang yang terbiasa dengan kecepatan dan kekuatan rugbi, berpindah ke yoga terdengar seperti pelarian dari kenyataan. Tapi dalam hati kecil saya tahu bahwa sesuatu harus dilakukan.

Langkah Pertama di Atas Matras

Pada suatu Sabtu pagi, dengan sedikit keraguan namun penuh harapan, saya melangkah masuk ke studio yoga kecil di daerah Senopati. Suasana hangat dengan aroma lavender memenuhi ruangan; instruktur menyapa setiap orang sambil tersenyum lembut. “Rugby mungkin memberi kita kekuatan fisik,” pikirku saat memandang teman-teman sekelas lainnya—beragam usia dan latar belakang—tapi apa aku akan dapat menemukan ketenangan? Pertemuan pertama tidak mudah; otot-ototku terasa kaku saat berusaha menyelaraskan gerakan tubuh dalam pose-pose sederhana.

Proses Perubahan

Setelah beberapa sesi berlanjut—yang kadang membuatku frustrasi karena ketidakmampuan melakukan pose tertentu—saya mulai merasakan efek positifnya. Ada momen ketika posisi Child’s Pose membuat segala beban mental terasa lebih ringan; ketika pernapasan dalam membantu menenangkan pikiran liar setelah seharian terjebak dalam rutinitas pekerjaan.

Bahkan saat matras dikelilingi oleh penggemar olahraga lain atau mereka yang baru saja mengenal yoga, ada semangat solidaritas tersendiri — mirip dengan suasana tim rugbi saat kami bersatu untuk mencapai tujuan bersama. Berlatih yoga menjadi lebih dari sekadar olahraga bagi saya; itu menjadi tempat perlindungan di mana saya belajar mengelola stres serta emosi melalui latihan pernapasan (pranayama) dan meditasi.

Pembelajaran Hidup Melalui Yoga

Dari setiap sesi yoga hingga pertemuan kelas berikutnya, satu hal mulai tampak jelas: keseimbangan adalah kunci kehidupan baik di lapangan rugby maupun dalam kehidupan sehari-hari kita. Seperti halnya menjalani pertandingan rugbi — bekerja sama sebagai tim sambil mendengarkan tubuh sendiri — begitu juga hidup ini membutuhkan keselarasan antara kekuatan fisik serta emosional.

Sekarang setelah beberapa tahun berlalu sejak pertama kali menggulati matras yoga tersebut hingga menjadi bagian penting dari rutinitas mingguan saya bersama rugbystoreuy, perjalanan tersebut telah mengajarkan banyak pelajaran tentang diri sendiri: menemukan ruang untuk diri sendiri memungkinkan Anda mereset energi menuju hal-hal positif serta kreatifitas baru dalam rutinitas harian kita.

Keseimbangan Antara Rugby dan Yoga

Saat memadukan latihan rugby dengan sesi yoga secara teratur menjadi bagian dari jadwal mingguan—saya mendapatkan cara menyalurkan agresi pada permainan namun tetap memiliki ruang untuk relaksasi serta refleksi melalui praktik mindfulness! Kini bukan hanya menikmati permainan tetapi bagaimana menjaga kesehatan mental juga penting bagi performa terbaik di lapangan.

Kini ketika ditanya alasan memilih keduanya – rugby membawa kebersamaan tim sedangkan yoga mendalami kedamaian diri – dua sisi berbeda namun saling melengkapi! Di akhir hari-hari panjang itu, apa pun rutinitasmu – temukan cara terbaik memperlakukan diri sendiri sambil menghormati potensi kamu ya!